21 Juni 2008

FEATI telah disetujui The World Bank

Pada tanggal 13 Februari 2007 yang lalu, The World Bank telah menyetujui dana sebesar US$123 juta untuk proyek Farmer Empowerment Through Agricultural Technology Information (FEATI) yang akan membantu 400.000 keluarga petani - kurang lebih sebanyak 2 juta penduduk perdesaan di 71 kabupaten - dalam meningkatkan produktifitas dan pendapatan untuk lima tahun mendatang. Diimplementasikan oleh Departemen Pertanian, proyek ini akan mendukung pembangunan dari sistem pelayanan pasar yang berorientasi pada pertanian, berdasarkan kemitraan di antara kelompok petani-kelompok petani, agen-agen publik dan perusahaan-perusahaan dari sektor swasta.


Proyek ini adalah bagian dari usaha pemerintah untuk merevitalisasi sektor pertanian. Pemberdayaan para petani melalui jaringan informasi yang baik, pembangunan komunitas agribisnis, penajaman keterkaitan antara riset dan penyuluh pertanian akan menghasilkan diversifikasi, pendapatan petani yang lebih tinggi dan pertanian yang kompetitif. Hal ini akan membantu Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuannya dalam menaikkan tingkat pertumbuhan sektor sebesar 3.9 persen dan mendorong terjadinya diversifikasi pertanian.


"Memperbaiki produktifitas pertanian mungkin tetap menjadi satu ukuran terbaik dalam mengurangi kemiskinan. Proyek ini sangat penting dalam membawa teknologi komunikasi yang mudah dipakai untuk inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh publik maupun swasta dan petani," dijelaskan oleh Andrew Steer, Country Director The World Bank Indonesia. Tujuan-tujuan tersebut saat ini telah didukung oleh suatu Undang-undang yang baru (Undang-undang No.16/2006) yang akan memperbaiki pelayanan-pelayanan pertanian unutk masyarakat dan memperkuat komunitas-komunitas pertanian Indonesia untuk lebih mempunyai suara dalam proses ini.


Berdasarkan Poverty Assessment yang dikeluarkan oleh World Bank pada 7 Desember 2006, yang berjudul Making the New Indonesia Work for the Poor, hampir dua pertiga masyarakat miskin di Indonesia adalah petani. Perbaikan infrastruktur perdesaan, perbaikan kualitas bibit, jasa penyuluh dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah beberapa rekomendasi yang diberikan oleh laporan tersebut untuk memperbaiki produktifitas petani dan mengangkat mereka dari kemiskinan.


Proyek baru ini juga akan memperkuat dan memperdalam inovasi-inovasi yang dilakukan di proyek-proyek World Bank sebelumnya dalam hal manajemen riset dan pelayanan penyuluh dan mendukung tujuan jangka menengah pemerintah dalam merevitalisasi pertanian melalui program bantuan untuk pembangunan bisnis pertanian.


"Proyek ini menawarkan kesempatan penting dalam merekonstruksi pemberian pelayanan pertanian dalam sistem yang lebih dinamis dengan melibatkan publik dan swasta dalam meningkatkan kemampuan berkompetisi sektor pertanian Indonesia di pasar internasional," demikian dikatakan oleh Shobha Shetty, Ekonomo Senior untuk Rural Development, Natural Resources, and Environment di Indonesia. "Proyek ini akan membantu meningkatkan akuntabilitas dan efektifitas dari pelayanan pertanian melalui capacity building dari organisasi petani, memperbaiki kualitas dan keterkaitan suatu riset, dan meningkatkan akses ke pengetahuan dan jasa informasi untuk para petani, peneliti dan penyuluh pertanian. Proyek ini akan memperkuat organisasi petani-organisasi petani sehingga mereka dapat mendorong agenda pelayanan pertanian lebih baik dan dapat meningkatkan kapasitas mereka untuk mengadopsi teknologi-teknologi baru sebagai respon terhadap permintaan pasar."


Pekerjaan proyek ini diperkirakan dimulai di bulan Mei 2007 dan sebagian besar dari dana, sebesar US$ 41 juta, yang digunakan untuk memperkuat pelayanan penyuluh pertanian melalui peningkatan kapasitas (capacity building) organisasi petani-organisasi petani yang ada serta mendukung program pinjaman yang dikelola oleh petani sendiri (farmer-managed grant program).

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com