13 November 2008

Rekor Baru dari Petani Indonesia

JAKARTA -- Luar biasa. Ungkapan ini rasanya pantas disematkan kepada para stakeholder pertanian Indonesia. Bayangkan, dalam dua tahun berturut-turut, sektor pertanian tumbuh dengan perfoma amat mengesankan. Tahun 2007, produksi padi naik 4,96%. Tahun 2008, angka produksi padi diprediksi kembali naik sampai 5,4% dari tahun lalu. "Alhamdulillah. Subhanallah. Allahu Akbar!" Begitulah tanggapan spontan Mentan Anton Apriyantono saat mengetahui data BPS terbaru.



Per 3 Nopember 2008, BPS merilis antara lain angka ramalan (ARAM) III produksi pangan 2008 sebagai berikut: produksi padi nasional 2008 diperkirakan mencapai 60,28 juta ton GKG atau naik 5,46% dibanding produksi 2007. Produksi jagung mencapai 15,86 juta ton (naik 19,36%); produksi kedelai 761,21 robu ton (naik 28,47%).Angka-angka yang dilaporkan BPS tersebut adalah perkiraan yang bisa dicapai berdasarkan pantauan terhadap realisasi panen Januari-Agustus 2008 plus ramalan pada periode September-Desember 2008. ARAM III biasanya selalu lebih kecil dari ASEM (angka sementara) dan ATAP yang telah memperhitungkan realisasi periode Januari-Desember.Yang juga menggemberikan adalah kinerja ekspor pertanian.



Selama periode Januari-September 2008, ekspor pertanian meningkat 42.64% dibanding periode yang sama tahun 2007. Angka ini lebih tinggi dari capaian sektor industri dan sektor pertambangan. Data-data itu tentu amat melegakan. Tidak saja bagi jajaran Departemen Pertanian, tapi juga bagi Kabinet Indonesia Bersatu maupun warga Indonesia pada umumnya. "Ini juga kabar baik buat para petani, penyuluh dan seluruh masyarakat pertanian Indonesia," ungkap Mentan. Ini prestasi terbesar dalam sejarah pertanian Indonesia. Sekaligus juga ulangan rekor yang telah dicapai petani Indonesia tahun sebelumnya.



Sekadar informasi, tahun 2007, petani Indonesia juga sukses menorehkan sejarah. Produksi padi mencapai 57,16 juta ton GKG atau naik 4,96% dari capaian produksi tahun 2006 (54,45 juta ton GKG). Demikian pula jagung, produksi 2007 mencapai 13,287 juta ton atau naik 14,45% dari capaian produksi 2006 yang 11,6 juta ton pipilan kering.Capaian itu, lanjut Mentan, sekaligus mencerminkan semangat dan kerja keras dari seluruh petani di tanah air. Maka, atasnama pribadi dan Departemen Pertanian, Mentan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang dalam kepada para petani, penyuluh dan aparat pertanian yang telah bekerja tanpa lelah dan nyaris tanpa keluh kesah. "Saya kira, kita semua pantas dan sudah selayaknya berterima kasih pada petani," tegas Anton. Ketika sejumlah negara terancam krisis pangan karena produksi turun drastis oleh pengaruh iklim dan bencana alam, Indonesia berhasil lolos dari badai krisis pangan.



Tak kurang dari organisasi pangan sedunia FAO, dalam forum KTT Roma Mei 2008, memuji Indonesia sebagai negara paling responsif dan stabil dalam mengelola harga pangan. Faktanya, ketika harga pangan melambung sampai di atas 100% di sejumlah negara, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, di Indonesia harga pangan cenderung stabil bahkan saat melewati lebaran dan tahun baru.Stabilitas harga pangan terbukti selama Ramadhan dan Lebaran 2008 (1429 H). Ini terjadi tentu karena ada pasokan yang cukup. Dan, dalam produksi padi dan jagung Indonesia memang pantas bersyukur. Dalam dua-tiga tahun terakhir jumlah produksi telah melebihi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Tahun 2007, produksi padi naik 4,96%, jagung melejik sampai 14,5% dibanding capaian produksi tahun sebelumnya. Yang lebih menggembirakan, tambahan produksi padi Indonesia telah menyumbang 35% dari tambahan produksi dunia.Data dan prestasi itu adalah bukti sekaligus memberi indikasi yang cukup valid bahwa kebangkitan pertanian Indonesia mulai menemukan momentumnya.
Sumber : www.deptan.go.id

Template by : kendhin x-template.blogspot.com