22 November 2008

Pertemuan Pendampingan FMA bagi TPL, Tim Verifikasi FMA Kabupaten, Pengurus Unit Pengelola FMA Desa dan Penyuluh Swadaya serta Staf Pengelola FEATI

Sinjai, 14 November 2008
Pertemuan Pendampingan FMA bagi TPL, Tim Verifikasi FMA Kabupaten, Pengurus Unit Pengelola FMA Desa dan Penyuluh Swadaya serta Staf Pengelola FEATI Kabupaten Sinjai dilaksanakan diruang pertemuan kantor BPP Balangnipa Kec. Sinjai Utara. Pada pertemuan tersebut Ir. A. Asia Patompo memberikan pengarahan kepada seluruh peserta tentang teknis pelaksanaan dan penyusunan proposal kegiatan FMA.



Peserta yang hadir terdiri dari pengurus Unit Pengelola FMA Desa/Kelurahan, Kepala BPP, dan Komisi Penyuluhan Pertanian Kab. Sinjai. Beliau (Ir. A. Asia Patompo, red) sangat terkesan dengan antusias peserta yang hadir dalam pertemuan itu.




Pada kesempatan sebelumnya, beliau bersama rombongan sempat bertandan dikantor Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kab. Sinjai.

13 November 2008

Tentara Minta Dilatih SL PHT

Sumartono, Sersan Mayor Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) adalah salah satu peserta Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL PHT) tanaman padi. Kepada Menteri Pertanian Dr. Anton Apriyantono dia meminta agar pemerintah mengikutkan tentara dalam SL PHT. “Untuk bekal kembali ke masyarakat, walaupun punya tanah sejengkal, tetapi dengan PHT hasilnya bisa berlipat ganda,” tambah Serma Sumartono di Bantul Yogyakarta.

Menanggapi permintaan tentara itu, Mentan mengatakan itulah yang juga diharapkan Departemen Pertanian. “Itu memang yang kita harapkan, ada peran TNI, di kabinet sudah sepakat untuk mendorong ketahanan pangan,” tambah Mentan dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI) ke VI di Bantul, Yogyakarta.

Dalam pertemuan yang mengambil tema “meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani menghadapi perubahan iklim global” itu Mentan sepakat dengan usul pengamat organisme hama dan penyakit tanaman (POPT) dari Kalimantan Selatan agar jumlah mereka ditambah dan POPT honorer bisa diperpanjang.

“THL (tenaga honorer lepas) PHP bisa diperpanjang kontraknya, tetapi tidak lebih 3 tahun. Kalau ada formasi agar pemda mengutamakan. Tetapi kalau tiga tahun tak diangkat, akan didorong jadi wiraswastawan, sedang dipikirkan skim pembiayaannya,” tambah Mentan.

Berkaitan dengan perubahan iklim global Ketua Umum HMPTI yang juga Dirjen Tanaman Pangan Sutarto Alimoeso mengatakan masyarakat pertanian harus mampu melakukan adaptasi mitigasi (bencana).

Saat ini lanjut Sutarto Indonesia punya posisi yang baik dalam bidang pangan. Dengan perubahan iklim global kita bisa naikkan produksi pangan. “Ini kerja keras kita semua, termasuk MPTHI, perbenihan dan iklim,” tambahnya.

Dalam waktu dekat kata Sutarto negara-negara di Afrika melalui FAO (Lembaga Pangan Dunia) akan meminta pengalaman Indonesia yang bisa menaikkan produksi pangan dalam kondisi perubahan iklim global. “Ini suatu prestasi, di mana di dalam negeri sering beberapa pihak meragukannya, walau BPS (Badan Pusat Statistik) pun sudah meramalkan,” tambahnya

sumber : sinar tani

Ekspor Pertanian Masih Yang Tertinggi

JAKARTA - Di tengah bayang-bayang krisis keuangan global, kinerja ekspor sektor pertanian masih memikat. Bahkan, ketika pada bulan Agustus, angka ekspor secara nasional turun (-0,43% atau -1,20 untuk ekspor non-migas), sektor pertanian masih tumbuh di atas 40%. Melalui Berita Resmi Statistik 6 Oktober 2008, Badan Pusat Statistisk (BPS) melaporkan bahwa ekspor hasil pertanian periode Januari-Agustus 2008 meningkat 44,01% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penyumbang utama kenaikan ekspor hasil pertanian, menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, berasal dari ekspor minyak sawit mentah bulan Agustus yang mencapai 1.036,6 juta dolar (lebih tinggi 455 juta dolar AS dibanding angka bulan Juli) atau meningkat 78,23% dibanding capaian bulan Juli 2008.

Secara kumulatif sampai Agustus 2008, ekspor nonmigas Indonesia mencapai 73.543,6 juta dolar atau naik sekiar 22,38% dibanding capaian periode Januari-Agustus 2007. "Alhamdulillah. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT dan berterimakasih kepada para petani, para pelaku usaha tani serta para pihak terkait lainnya, termasuk pemerintah daerah," ungkap Menteri Pertanian Anton Apriyantono. Dia berharap semoga kinerja yang baik ini dapat terjaga dan bahkan bisa ditingkatkan lagi. Angka pertumbuhan ekspor 44,01% memang lebih rendah dari catatan sebelumnya yang mencapai 50,13% (Juli) dan 48,54% (Mei). Meski begitu, pertumbuhan ekspor pertanian tetaplah lebih baik dari kinerja sektor lainnya.

Sebagai contoh, sektor perindustrian pada periode yang sama tumbuh 22,57%, dan sektor pertambangan tumbuh 15,32%.Sampai Agustus 2008, nilai ekspor sektor pertanian meningkat dari 2.283,6 juta dolar menjadi 3.288,5 juta dolar. Catatan ini akan lebih baik lagi, jika semua ekspor komoditas berbasis pertanian diperhitungkan. Sebagai contoh bila ekspor komoditas lemak hewan dan minyak nabati serta karet dan barang dari karet dijumlahkan, nilai ekspor selama periode Januari-Agustus 2008 mencapai 16.211,1 juta dolar juta dolar. Atau naik 70,25% dari capaian ekspor komoditas pertanian pada periode yang sama tahun 2007 yang mencapai 9.522,2 juta dolar.

Tanda-tanda membaiknya kinerja ekspor pertanian memang sudah tampak sembelumnya. Memasuki triwulan I 2008, nilai indeks tendensi bisnis (ITB) sektor pertanian mencapai rekor 126,29. Indikator optimisme bisnis ini terbilang paling tinggi dibanding sektor lain. ITB rata-rata antarsektor pada periode itu adalah 114,84. Optimisme itu pun terbukti. Di tengah beratnya tekanan ekonomi akibat krisis harga BBM, secercah harapan datang dari sektor pertanian. Produksi sejumlah komoditas pertanian meningkat cukup tajam. Sebagai contoh, menurut BPS, pada 2008 produksi padi diprediksi meningkat 4,76%, jagung 11,79%, dan kedelai 22,11%.

Bersama naiknya perkiraan capaian produksi, secara riil ekspor pertanian � sebagaimana terpapar pada beberapa laporan BPS terakhir � melesat tajam.Mentan berharap, peningkatan kinerja ekspor tersebut tak sekadar menambah devisa negara. Lebih dari itu, kata dia, prestasi ini bisa membuat kita lebih optimis dalam membangun kejayaan bangsa dan negara. "Yang tak kalah penting, semoga para petani, yang menjadi mayoritas angkatan kerja di Indonesia, bisa lebih sejahtera," tegas Ant

KANDANG UNGGAS Untuk Mencegah Penularan Penyakit

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui betapa pentingnya arti kandang bagi unggas, sehingga nampak unggas berkeliaran secara bebas di perkarangan rumah maupun kebun sendiri atau kebun orang lain. Apabila ada wabah penyakit maka dengan cepatnya akan menyebar dan menyebabkan tingginya tingkat kematian pada unggas. Bila kasus penyakitnya berupa flu burung maka lebih fatal lagi bagi ternak maupun pemiliknya.

Banyak manfaat yang kita peroleh bila unggas yang dipelihara dalam kandang selain merupakan tempat tinggalnya juga terlindung dari pengaruh buruk iklim seperti hujan, panas dan angin serta gangguan lainnya seperti hewan liar atau buas dan pencurian. Kandangpun dapat memberikan lingkungan yang nyaman agar ternak terhindar dari cekaman. Sedangkan manfaat kandang bagi pemiliknya atau si peternak dapat mengendalikan ternak akan kebutuhannya sesuai dengan tujuan pemeliharaan, umpamanya sebagai pembesaran, pedaging, petelur atau sebagai pembibit. Selain itu si pemilik dapat secara ketat mengontrol kondisi ternaknya terutama aspek kesehatan sehingga bila ada kasus penyakit akan dengan cepat dapat dikendalikan.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendirikan kandang antara lain menyangkut; Jenis usaha, kandang yang akan dibangun disesuaikan dengan jenis usaha unggas, apakah usaha ternak potong atau petelur atau lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kontruksi, tipe, bentuk kandang dan kekuatannya. Skala Usaha, besarnya skala usaha yang akan dijalankan, tentunya berpengaruh terhadap jumlah tipe dan luas kandang yang akan dibangun. Modal yang tersedia, akan berpengaruh terhadap jenis bahan bangunan yang digunakan, tipe kandang, besar kandang, konstruksi dan skala usaha.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pembuatan kandang antara lain:
Letak kandang, kandang dibangun pada kedudukan yang agak tinggi agar tidak tergenang air pada saat hujan, bila memungkinkan dirikan kandang jauh dari pemukiman atau bangunan lain. Bagian depan kandang menghadap ke timur agar mendapat cukup sinar matahari pagi. Sekitar kandang tanamlah pagar hidup dengan maksud kandang akan terasa sejuk dan terhalang dari tiupan angin yang kencang.

Atap dan dinding kandang, atap kandang dapat dibuat dari genteng, seng atau daun sirap. Letak atap cukup tinggi dari lantai agar udara dalam kandang selalu segar dan peternak dengan mudah melakukan pembersihan kandang. Dinding dapat dibuat dari bambu, kawat dan lain-lain. Dengan sistim ventilasi yang baik udara dalam kandang tidak lembab dan gas yang berasal dari kotoran unggas segera terganti dengan udara segar.

Lantai kandang, ada dua tipe lantai yaitu lantai beralas dan lantai berlubang, untuk lantai beralas sering juga disebut sistem litter, yang lantainya diberi alas setebal 5-10 cm. Alas kandang dapat berupa sekam padi, serutan kayu atau campuran sekam padi, pasir dan kapur dengan perbandingan 3:2:1`. Alas kandang berfungsi sebagai penghisap air dan kotoran ayam agar kandang selalu kering dan terhindar dari bibit penyakit. Alas kandang diganti setiap 3 bulan sekali. Untuk lantai berlubang dibuat sekitar 50 cm dari permukaan tanah supaya kotoran yang jatuh mudah dibersihkan. Lantai dapat dibuat dari kawat ram, belahan kayu atau bambu dengan jarak 2 – 2,5 cm. Tanah di bawah lantai sebaiknya diberi pasir atau bahan lain yang mudah menyerap air.


sumber : sinar tani

Rekor Baru dari Petani Indonesia

JAKARTA -- Luar biasa. Ungkapan ini rasanya pantas disematkan kepada para stakeholder pertanian Indonesia. Bayangkan, dalam dua tahun berturut-turut, sektor pertanian tumbuh dengan perfoma amat mengesankan. Tahun 2007, produksi padi naik 4,96%. Tahun 2008, angka produksi padi diprediksi kembali naik sampai 5,4% dari tahun lalu. "Alhamdulillah. Subhanallah. Allahu Akbar!" Begitulah tanggapan spontan Mentan Anton Apriyantono saat mengetahui data BPS terbaru.



Per 3 Nopember 2008, BPS merilis antara lain angka ramalan (ARAM) III produksi pangan 2008 sebagai berikut: produksi padi nasional 2008 diperkirakan mencapai 60,28 juta ton GKG atau naik 5,46% dibanding produksi 2007. Produksi jagung mencapai 15,86 juta ton (naik 19,36%); produksi kedelai 761,21 robu ton (naik 28,47%).Angka-angka yang dilaporkan BPS tersebut adalah perkiraan yang bisa dicapai berdasarkan pantauan terhadap realisasi panen Januari-Agustus 2008 plus ramalan pada periode September-Desember 2008. ARAM III biasanya selalu lebih kecil dari ASEM (angka sementara) dan ATAP yang telah memperhitungkan realisasi periode Januari-Desember.Yang juga menggemberikan adalah kinerja ekspor pertanian.



Selama periode Januari-September 2008, ekspor pertanian meningkat 42.64% dibanding periode yang sama tahun 2007. Angka ini lebih tinggi dari capaian sektor industri dan sektor pertambangan. Data-data itu tentu amat melegakan. Tidak saja bagi jajaran Departemen Pertanian, tapi juga bagi Kabinet Indonesia Bersatu maupun warga Indonesia pada umumnya. "Ini juga kabar baik buat para petani, penyuluh dan seluruh masyarakat pertanian Indonesia," ungkap Mentan. Ini prestasi terbesar dalam sejarah pertanian Indonesia. Sekaligus juga ulangan rekor yang telah dicapai petani Indonesia tahun sebelumnya.



Sekadar informasi, tahun 2007, petani Indonesia juga sukses menorehkan sejarah. Produksi padi mencapai 57,16 juta ton GKG atau naik 4,96% dari capaian produksi tahun 2006 (54,45 juta ton GKG). Demikian pula jagung, produksi 2007 mencapai 13,287 juta ton atau naik 14,45% dari capaian produksi 2006 yang 11,6 juta ton pipilan kering.Capaian itu, lanjut Mentan, sekaligus mencerminkan semangat dan kerja keras dari seluruh petani di tanah air. Maka, atasnama pribadi dan Departemen Pertanian, Mentan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang dalam kepada para petani, penyuluh dan aparat pertanian yang telah bekerja tanpa lelah dan nyaris tanpa keluh kesah. "Saya kira, kita semua pantas dan sudah selayaknya berterima kasih pada petani," tegas Anton. Ketika sejumlah negara terancam krisis pangan karena produksi turun drastis oleh pengaruh iklim dan bencana alam, Indonesia berhasil lolos dari badai krisis pangan.



Tak kurang dari organisasi pangan sedunia FAO, dalam forum KTT Roma Mei 2008, memuji Indonesia sebagai negara paling responsif dan stabil dalam mengelola harga pangan. Faktanya, ketika harga pangan melambung sampai di atas 100% di sejumlah negara, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, di Indonesia harga pangan cenderung stabil bahkan saat melewati lebaran dan tahun baru.Stabilitas harga pangan terbukti selama Ramadhan dan Lebaran 2008 (1429 H). Ini terjadi tentu karena ada pasokan yang cukup. Dan, dalam produksi padi dan jagung Indonesia memang pantas bersyukur. Dalam dua-tiga tahun terakhir jumlah produksi telah melebihi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Tahun 2007, produksi padi naik 4,96%, jagung melejik sampai 14,5% dibanding capaian produksi tahun sebelumnya. Yang lebih menggembirakan, tambahan produksi padi Indonesia telah menyumbang 35% dari tambahan produksi dunia.Data dan prestasi itu adalah bukti sekaligus memberi indikasi yang cukup valid bahwa kebangkitan pertanian Indonesia mulai menemukan momentumnya.
Sumber : www.deptan.go.id

Template by : kendhin x-template.blogspot.com