07 Oktober 2008

DAMPAK KEKERINGAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Image Pemanfaatan sumberdaya alam, sebagaimana halnya ekosistem pegunungan, lebih sering ditekankan pada upaya peningkatan produksi dan eksploitasi secara berlebihan (over eksploitasi). Strategi dan manajemen yang diterapkan lebih berorientasi pada keuntungan ekonomi semata, dengan mengabaikan kemampuan, daya dukung dan kelestarian sumberdaya alam. Eksploitasi secara berlebihan telah menyebabkan terjadinya penyerobotan dan pembukaan lahan yang tidak sesuai peruntukan atau melanggar tata ruang, sehingga akhirnya menimbulkan berbagai dampak dan permasalahan lingkungan serta kerugian pada masyarakat (eksternalitas).

Keadaan sumberdaya alam sudah banyak yang rusak karena dieksploitasi sehingga menyebabkan kemampuan dan daya dukung alam untuk menampung turunnya hujan menjadi berkurang secara drastis. Hal ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam, baik berupa banjir maupun tanah longsor pada musim hujan, sementara pada musim kering menimbulkan bencana kekeringan. Pada musim kemarau dewasa ini juga berdampak negatif pada agribisnis hortikultura sebagaimana dilaporkan terjadi pada beberapa daerah.

Keadaan dan Pengaruh Bencana Alam

Terjadinya musim kemarau yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia sedikit banyaknya mempengaruhi peningkatan produksi dimana pada tanaman tertentu sangat membutuhkan pasokan air yang cukup seperti pada tanaman sayuran sehingga berpotensi menimbulkan kerugian ekonomis pada beberapa sentra agribisnis hortikultura.

Bencana alam kekeringan yang menimpa tanaman buah pada periode Januari – Juli 2008 dilaporkan seluas 18,2 ha dan tidak ada yang terkena puso, yang terjadi di propinsi Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Pada periode yang sama, tanaman sayuran yang mengalami kekeringan seluas 58 ha dan tidak ada yang puso. Lebih rinci kondisi tanaman buah-buahan dan sayuran yang terkena bencana alam dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Luas Keadaan Bencana Alam Kekeringan pada Tanaman Buah Periode Januari – Juli 2008.

No

Jenis

Tanaman

Kekeringan

(Ha)

Propinsi

Jumlah

Jatim

Sulut

1.

Semangka

Terkena

10

-

10

2.

Pisang

Terkena

-

5,3

5,3

3.

Pepaya

Terkena

-

2,9

2,9


Jumlah

Terkena

10

8,2

18,2

Dibandingkan dengan total areal produksi di daerah setempat, maka semangka hanya 0,15 %,pisang 9,16 % dan papaya 0,85 %.

Tabel 2. Luas Keadaan Bencana Alam Kekeringan pada Tanaman Sayuran Periode Januari – Juli 2008

No

Jenis

Tanaman

Kekeringan

(Ha)

Propinsi

Jumlah

Sumbar

Sulut

1.

Cabai

Terkena

2

38,5

40,5

2.

K. Panjang

Terkena

-

9

9

3.

Terong

Terkena

-

8,5

8,5


Jumlah

Terkena

2

56

58

Dibandingkan dengan toral areal produksi di daerah setempat, maka cabai di Sumbar 0,03 %, cabai di Sulut 6,33 %, kacang panjang di Sulut 6,33 % dan terong di Sulut 1,06 %.

Melihat keadaan dampak bencana kekeringan periode Januari – Juli 2008 pada tanaman hortikultura sebagaimana pada Tabel 1-2 diatas, dapat disimpulkam untuk tanaman buah dan tanaman sayuran dampak bencana alam kekeringan tidak menimbulkan kerusakan yang mengkhawatirkan. Karena secara totaldampak pada areal buah-buahan yang terkena hanya 0,25 %, dan pada sayuran yang terkena hanya 0,69 %

Upaya tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan akibat bencana kekeringan tersebut adalah :

  1. Kepada pemerintah daerah yang daerahnya mengalami bencana alam diharapkan supaya segera melakukan penanganan langkah tindak lanjut dan memberikan bantuan sesuai dengan wewenangnya.
  2. Bagi daerah yang mengalami bencana cukup parah, dapat diupayakan melalui dana bencana alam yang dikelola oleh Setjen Departemen Pertanian apabila ada usulan resmi dari Pemda (Bupati/Walikota) ke Menteri Pertanian.
  3. Kegiatan pembangunan hortikultura di daerah juga akan dikoordinasikan untuk diarahkan pada lokasi bencana.

Institusi terkait dalam rangka penanganan akibat bencana kekeringan antara lain : Setjen Departemen Pertanian, Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota .

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com