Labels
- BUDIDAYA PISANG (13)
- FEATI (1)
- KOMPUTER (1)
- P3TIP/FEATI Kab. Sinjai (1)
Text
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP)
Kabupaten Sinjai
Sekretariat :
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai
Jl. Arief Rahman Hakim No. 02, Telp. (0482) 2425372, Fax. (0482) 22270, e-mail : bppkpkabsinjai@gmail.com
Popular Posts
-
Rekans terhormat, berikut ini saya mau sharing mengenai teknologi penggemukan sapi potong dengan suplemen organik 100%. Semoga kiranya berma...
-
Sebagian orang mungkin akan merasa heran dengan adanya jamu tradisional untuk sapi. Pada umumnya yang dikenal orang adalah jamu untuk dikon...
-
RINGKASAN PEDOMAN KERJA TIM PENYULUH LAPANGAN (TPL) Pengertian Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut P enyulu...
-
Empat Langkah Mudah Olah Sampah RT Jadi Kompos Siapa yang tak pusing dengan limbah atau sampah rumah tangga yang semakin hari semaki...
-
Pelatihan Teknik Fasilitasi yang Partisipatif dalam Pelaksanaan FMA Angk. II yang dilaksanakan di Hotel Rosyida Kab. Sinjai yang sedianya di...
-
Deskripsi Pisang ini enak dimakan bila telah diolah. Keistimewaannya terletak pada bentuk buah yang agak gepeng dan bersegi. Karena be...
-
Produksi Jagung Sulawesi Selatan untuk Swasembada Berkelanjutan dan Diversifikasi Pangan JENEPONTO. Pada tanggal 22/03/2010 Menteri P...
-
Deskripsi Pisang ini merupakan salah satu jenis pisang raja yang ukurannya sedang dan gemuk. Bentuk buahnya melengkung dengan pangkal ...
-
Mataram - Tela h berlangsung Pertemuan CCA Indonesia – Brazil tanggal 4-5 Mei 2009 di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat ...
-
Pelaksanaan Pelatihan Teknik Fasilitasi Yang Partisipatif Dalam Pelaksanaan FMA (Angkatan I) P3TIP/FEATI Kabupaten Sinjai telah dilaksanakan...
Recent Posts
Download
10 September 2010
05 April 2010
Pedoman Kerja Tim Penyuluh Lapangan (TPL)
Pengertian
Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Penyuluh Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyuluh PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan.
Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh.
Tujuan
1. Memberikan acuan kerja bagi Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dalam melaksanakan tugasnya.
2. Menciptakan mekanisme kerja TPL yang kondusif dalam memfasilitasi kegiatan penyuluhan di desa/kelurahan.
3. Meningkatkan kinerja penyuluh pertanian PNS, penyuluh pertanian swasta dan penyuluh pertanian swadaya yang bekerja secara tim dalam memfasilitasi penyuluhan pertanian di ti ngkat desa/kelurahan.
Selengkapnya dapat diunduh/didownload di SINI
Diposting oleh Andi Nuryadin, SE 0 komentar
01 April 2010
Produksi Jagung Sulawesi Selatan untuk Swasembada Berkelanjutan dan Diversifikasi Pangan
Produksi Jagung Sulawesi Selatan untuk Swasembada Berkelanjutan dan Diversifikasi Pangan |
JENEPONTO. Pada tanggal 22/03/2010 Menteri Pertanian RI Ir. H. Suswono, MMA melakukan panen jagung di Desa Samataring, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, Propinsi Sulawesi Selatan didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Propinsi mewakili Gubernur Sulawesi Selatan dan Bupati Jeneponto. Dalam kata sambutannya Menteri Pertanian Ir. Suswono, MMA antara lain mengatakan bahwa sektor pertanian berperan penting dan strategis karena merupakan kapital atau modal yang sangat besar yaitu mencakup luas panen sekitar 12 juta hektar, menyerap tenaga kerja sekitar 42 juta orang, dan juga berkontribusi sangat besar dari sisi pendapatan rakyat, pertanian juga merupakan penyedia bahan baku seperti jagung yang banyak dibutuhkan untuk bahan pakan ternak. Hal penting yang harus kita ketahui adalah bahwa ke depan kebutuhan bahan pangan termasuk jagung akan bersaing dengan kebutuhan energi (biofuel). Dalam kaitannya dengan isu pemanasan global, Menteri Pertanian mengingatkan bahwa pertanian tidak dapat terlepas dari kebutuhan air, dimana ketersediaan air ini adalah merupakan persoalan iklim, oleh karena itu kita harus mengurangi terjadinya pemanasan global ini antara lain dengan cara banyak menanam pohon dan mengurangi emisi. Mengenai ketersediaan pangan, Menteri Pertanian mengatakan bahwa kita patut bersyukur karena produksi padi dan jagung selama 3 tahun terakhir sangat menggembirakan. Khusus untuk Jagung mengalami peningkatan produksi rata-rata 15,02 % pertahun, sehingga kita dapat swasembada jagung sejak 2008 yang diantaranya merupakan kontribusi dari Kabupaten Jeneponto. Adapun propinsi Sulawesi Selatan merupakan sentra produksi jagung urutan 4 di Indonesia. Sulawesi Selatan mengalami peningkatan produksi jagung 25,76% pertahun, dengan jumlah produksi mencapai 1,2 juta ton pipilan kering, dan memberikan kontribusi 7,5% terhadap produksi jagung nasional. Adapun dalam hubungannya dengan pencapaian target diversifikasi pangan, pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian meminta kepada ibu-ibu yang hadir untuk mulai mengakrabkan anak-anaknya terhadap bahan pangan selain beras, karena kita memiliki banyak sumber karbohidrat lain disamping beras seperti jagung, kedele, ganyong, tales, sukun, sagu, sorgum dan lain-lain. Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian menjelaskan tentang empat Target Sukses Pertanian dan 7 Gema Revitalisasi Pertanian yang diperlukan untuk mencapai target tersebut. Sebelum melakukan panen jagung di Jeneponto, bertempat di Kabupaten Pangkep Menteri Pertanian juga berkesempatan menghadiri acara pencanangan penanaman 2,2 juta pohon yang ditanam di 180 kecamatan dengan melibatkan warga dari 1.133 desa di 24 kabupaten/kota, yang dirangkaikan dengan transplantasi terumbu karang dan penebaran bibit ikan air tawar pada perairan di 12 kabupaten/kota di seluruh propinsi Sulawesi Selatan. Acara pencanangan yang juga terkait dengan program “Sulsel Go Green” ini juga dihadiri oleh Menteri Kehutanan serta Menteri Kelautan dan Perikanan. |
Diposting oleh Andi Nuryadin, SE 1 komentar
Empat Langkah Mudah Olah Sampah RT Jadi Kompos
Empat Langkah Mudah Olah Sampah RT Jadi Kompos
Siapa yang tak pusing dengan limbah atau sampah rumah tangga yang semakin hari semakin bertambah? Bahkan pemerintah daerah sekelas ibukota pun kewalahan menanganinya. Tak ada salahnya sebagai warga yang baik kita bantu pemerintah mengurangi sampah hasil rumah tangga dengan cara mengolahnya menjadi kompos, suatu pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi bahan organik (tanaman, hewan, sampah) yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif (bakteri dan jamur).
Kompos memiliki kegunaan, antara lain, i) memperbaiki struktur tanah; ii) memperbesar daya ikat tanah berpasir; iii) menambah daya ikat air tanah; iv) memperbaiki drainase dan tata udara tanah, serta v) mengandung hara (tergantung bahan bakunya).
Namun tak semua sampah rumah tangga bisa dibuat kompos. Hanya Sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun (dedaunan, rumput dll) yang dapat dibuat kompos.
Langkah awal membuat kompos adalah sediakan wadah untuk pengomposan. Tempat pengomposan dapat bermacam-macam, seperti lubang dalam tanah, bak, drum, baskom, dan sebagainya. Syaratnya adalah wadah tidak terkena hujan secara langsung. Jika wadah yang dipergunakan berupa drum atau baskom plastik, hendaknya dilubangi pada bagian dasar sebanyak lima lubang dan diletakkan di atas susunan batu bata.
Cara Membuat Kompos
Tidaklah sulit untuk membuat kompos dari limbah dapur tersebut. Berikut ini langkah-langkah pembuatannya.
1. | Pemisahan sampah |
Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik (plastik, kaleng, karet). Sampah organik berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang berukuran besar sebaiknya dipotong/dicacah terlebih dahulu. | |
2. | Pencampuran |
Isi wadah dengan kompos lama setinggi 1/3, selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Aduk bahan secara merata. Bahan bisa ditambah serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah dengan karung/plastik. | |
3. | Pematangan |
Aduk sampah setiap 7 hari, selama proses berlangsung suhu bahan berkisar 30-70 oC. Memasuki minggu ke-5 atau ke-6, kompos sudah jadi. Cirinya adalah tidak berbau busuk, berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32 oC. | |
4. | Pengayakan dan Pengemasan |
Kompos yang sudah matang diayak untuk memperoleh hasil seragam, lalu dikemas dalam plastik. Untuk mendapatkan pupuk kompos yang baik, beberapa fisik bahan yang dapat dilihat secara visual dan dirasakan, antara lain, i) warna kompos coklat kehitaman; ii) tidak berbau busuk atau menyengat, tetapi berbau tanah tanah; iii) berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan jari-jari tangan; iv) delama dalam pengomposan suhu bahan organik berkisar 30-70 oC; v) kelembaban bahan organik berkisar 40-60 oC; dan vi) derajat kemasaman pH kompos berkisar antara 6,5-7,5. |
Tak sulit bukan untuk bisa membantu pemerintah menanggulangi masalah sampah? Jadi, mulai saat ini marilah kita sediakan dua tempat sampah di dapur kita. Satu untuk sampah dapur organik, dan satu lagi untuk yang anorganik.
Diposting oleh Andi Nuryadin, SE 1 komentar