Menanggapi permintaan tentara itu, Mentan mengatakan itulah yang juga diharapkan Departemen Pertanian. “Itu memang yang kita harapkan, ada peran TNI, di kabinet sudah sepakat untuk mendorong ketahanan pangan,” tambah Mentan dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI) ke VI di Bantul, Yogyakarta.
Dalam pertemuan yang mengambil tema “meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani menghadapi perubahan iklim global” itu Mentan sepakat dengan usul pengamat organisme hama dan penyakit tanaman (POPT) dari Kalimantan Selatan agar jumlah mereka ditambah dan POPT honorer bisa diperpanjang.
“THL (tenaga honorer lepas) PHP bisa diperpanjang kontraknya, tetapi tidak lebih 3 tahun. Kalau ada formasi agar pemda mengutamakan. Tetapi kalau tiga tahun tak diangkat, akan didorong jadi wiraswastawan, sedang dipikirkan skim pembiayaannya,” tambah Mentan.
Berkaitan dengan perubahan iklim global Ketua Umum HMPTI yang juga Dirjen Tanaman Pangan Sutarto Alimoeso mengatakan masyarakat pertanian harus mampu melakukan adaptasi mitigasi (bencana).
Saat ini lanjut Sutarto Indonesia punya posisi yang baik dalam bidang pangan. Dengan perubahan iklim global kita bisa naikkan produksi pangan. “Ini kerja keras kita semua, termasuk MPTHI, perbenihan dan iklim,” tambahnya.
sumber : sinar tani